Ramadhan yang bermakna

Apa makna Ramadhan?
Bagi saya kali ini Ramadhan cukup bermakna. Hari Pertama Ramadhan jatuh pada 13 September 2007, tepat di hari ulang tahunku. Ramadhan kali ini juga bermakna. Karena inilah kali pertama aku tidak tidur menunggu sahur sejak kemarin. Ini gara-gara masjid yang dipenuhi anak muda.

Sejak lama aku kesal dengan pola masjid di bulan Ramadhan yang menurutku mengganggu. Bayangkan, pukul 01.30 pagi, dari masjid sudah terdengar shalawat yang dibacakan oleh beberapa anak muda dengan microfon. Suaranya jauh dari merdu, makhrajnya tidak tepat, dan yang paling aku tidak suka, mereka mengganggu istirahatku. Aku baru pulang ke rumah pukul 1 malam, jadi aku belum tidur ketika kaset kusut shalawat itu diputar ditimpali dengan teriakan setiap 2 menit, "Bapak-bapak, Ibu-ibu! Sahuuuuur!"

Aku benar-benar menyumpah-nyumpah. Dasar shalawat pengganggu sehingga aku tidak bisa tidur. Samapi pukul 2.30, kejadian yang sama masih berulang. Aku benar-benar belum bisa tidur sepicing pun!

Tidak sabar, pukul setengah tiga aku melangkah ke mesjid. Bukan untuk shalat lail, tapi untuk menghentikan shalawat dan teriakan yang mengganggu itu. Tapi malang, aku sampai di sana mereka udah bubar. Ternyata mereka memang melakukan itu hanya sampai 2.30. lalu mereka makan sahur.

Tapi bagi saya, ini bencana. Hitung-hitung, pukul 3.30, aku harus bangun untuk sahur. Sementara sekarang sudah 2.45. Artinya aku hanya bisa tidur 45 menit lagi. Inilah masalahnya. Tidak ada jaminan kalau aku akan tidak ketiduran di sahur ini. Untuk amannya, terpaksa aku tidak tidur menunggu sahur.

Aku bertanya dalam hati, apakah ramadhan adalah bulan pamer? Pamer shalawat, pamer kesalehan dan pamer pakaian? Apakah semangat ramadhan untuk menahan nafsu justru dimanifestasikan dengan tindakan mengganggu orang lain?

Seringkali Ramadhan berubah menjadi bulan pemuas nafsu. Di beberapa kota, muncul pasar ramadhan, di Padang disebut Los Lambung. Isinya berbagai penganan untuk mengisi lambung. Begitu buka puasa, seluruh nafsu ditumpahkan untuk mengisi lambung sehingga saking penuhnya tak berdaya lagi untuk sekadar melangkahkan kaki bertarawih.

Kalau begitu, masihkan ramadhan bermakna?
Mungkin iya. ramadhan bermakna bagi pebisnis. Bisnis makanan, Bisnis Pakaian, dan Bisnis Hiburan... Itulah Makna Ramadhan yng kasat mata. Yang lain, terserah anda..

Post a Comment

0 Comments

Recent Posts