Tetap optimis

Bangsa Indonesia saat ini seolah dikepung berbagai masalah yang berjalin satu sama lain. Masalah-masalah itu datang tanpa henti terus datang bertimpa-timpa. Belum selesai satu masalah, datang pula masalah yang lain mulai dari bencana alam, keruwetan huru hara politik, percekcokan mulai dari satu lawan satu sampai tawuran antar mahasiswa, kebimbangan akan pegangan setelah orang-orang terhormat berlaku tidak terhormat, harga yang terus melambung bak balon udara yang terus dibakar dan masih sangat banya lagi yang membuat berat untuk tersenyum.

Sebagai rakyat, yang telah lelah dilamun derita, dan sepanjang doktrin dengan berita-berita yang menyedihkanitu muncullah rasa kecewa. Semula hanya kecewa pada situasi, lalu berubah menjadi kecewa pada individu yang berwenang dan sekarang bertambah parah menjadi kecewa pada eksisensi kita sebagai bangsa. Kekecewaan makin menumpuk karena tiada afirmasi positif yang mampu menyemangati dan memberi harapan.

Allah SWT memperingatkan manusia agar tidak lelah dari harapan akan situasi yang lebih baik. Harapanlah yang memberikan energi bagi karya dalam kehidupan.
Sesungguhnya yang berputusasa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir" (Q.S. Yusuf 12:87).

Manusia sering lupa atas kelapangan yang ia dapatkan tanpa disadari. Kelapangan itu datang begitu saja dalam kesempitan yang dialami bahkan pada detik-detik terakhir. Kadangkala kelapangan itu tidak datang secara dramatis, ia datang datar sehingga manusia lupa untuk bersyukur.

Karunia itu mesti kita sadari agar kita tidak pernah berputus asa. Seringkali manusia terjebak dan terbius oleh kemuraman yang sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada dirinya sehingga melemahkan hatinya, meruntuhkan harapannya sehingga tergilaslah ia dalam kemusnahannya sendiri.

Post a Comment

0 Comments

Recent Posts